Pertanyaan
Sederhana Dari Kak Chika
Pagi
hari nan indah menyinari hari-hariku. Ini adalah hari pertama aku sekolah di
bangku SMA. Aku sekolah di salah satu sekolah favorit, yaitu di SMA N 1
Yogyakarta. Hatiku di tumbuhi oleh bunga-bunga nan indah bagai bunga mekar yang
bersemi di musim semi. Kenapa? Semua karena aku bisa diterima di sekolah
tervaforit di daerahku.
Tibalah
di hari pertama dimana aku menjalani ospek di sekolah. Aku takut dengan
senior-seniorku di sini, karena aku sama sekali tidak mengenal senior-senior
yang ada di sini. Tapi aku tak mau menampakkan wajah takutku pada mereka,
karena itu akan membuat mereka bertindak semena-mena denganku nantinya.
Aku
dihampiri oleh salah satu kakak senior, hatiku seperti bernyanyi namun bukan
nyanyian yang indah.
“eh
dek, ngapain di situ? Sini!!!”
“(dengan
wajah berpancuran air keringat karena ketakutan) ii,, iiya kak, maf kak”
“kamu
anak baru di sini kan? Nama kamu siapa?”
“nama
aku Naura Azahra kak”
“kamu
engga nanya balik nama kakak? Adek kelas macam apa kamu?”
“maaf
kak, nama kakak siapa?” tanyaku dengan rasa takut yang membumbung.
“hahahahaha,,,,,,
udah deh jangan ketakutan seperti itu naura, nama kakak chika lesmana, panggil
aja kak chika, kkak bercanda aja tadi kok naura “
“jabatan
kakak di OSIS apa kak?” jawabku yang mulai tenang.
“kakak
sebgai ketua osis di sini naura, selamat datang di sekolah kami ya” tersenyum
padaku
“iya
kakak, makasih kak”
Ternyata
semua yang kita pikir orang itu jahat , belum tentu dia benar-benar jahat pada
kita. Aku mendapat perlakuan yang baik di sekolah ini, begitupun dengan
teman-teman ku yang lainnya.
Aku
pulang dengan membawa kesenangan dan kenyamanan di sekolah baru pada orang
tuaku di rumah, aku ceritakan semua yang terjadi hari ini pada mama. Cerita
yang begitu panjang membuat mama bosan mendengarnya, hehe , itulah aku , kalau
belum semua yang aku ceritakan maka aku tidak akan berhenti bercerita.
Sampai-sampai mama tertidur seperti anak kecil yang diceritakan cerita dongeng
sebelum tidur.
Keesokan
harinya, di pagi yang ramah aku berangkat ke sekolah dengan angkutan umum.
Kebayang deh saat tau bagaimana bau angkutan umum itu yang semerbak. Hmm,,
nenekku bilang, itulah perjuangan untuk menuntut ilmu , menggapai cita-cita
setinggi langit.
Aku
belajar dn mendapatkan teman-teman yang baru di sini. Setiap hari aku lakoni
seperti ini.
Beberapa
bulan kemudian , tibalah saat dimana pemilihan ketua OSIS baru di sekolah, aku
di pilih pleh wakil kelasku untuk mengikuti mencalonkan diri sebagai ketua OSIS
. aku menolak keputusan itu karena aku tidak pernah menjabat sebagai anggota
osis sebelumnya, jadi aku tak mengenal betul tentang osis dan tugas-tugasnya.
Namun hatiku luluh seketika ketika kak chika memberikan aku nasehat,
“Naura
, ikut saja pemilihan ketua osis baru ini ra, kak yakin kamu bisa kok”
tersenyum manis padaku
“tapi
naura engga punya pengalaman soal osis kak” (menampaakan wajahtak yakin)
“past
bisa naura, kak yakin kamu bisa kok, ikutb aja ya”
“hmm,
iya kak, naura coba untuk ikut pemilihan ketua osis baru kak , makasih ya kak ”
“
iiya naura, good luck yaa”
Dengan
senyuman yang manis kata-kata yang membangkitkan aku untuk mengikuti ajang
pemilihan ketua osis tahun ini.
Tibalah
saat pengumuman ketua osis SMA N 1 Yogyakarta yang baru. Aku tidak deg-degan ,
karena aku tidak yakin kalau aku bisa memenangkan pemilihan ketua osis tahun
ini. Aku punya pengalaman apa soal itu?
“Oke,
siap semuanya ,, dan yang menjadi ketua osis tahun ini di sekolah kita
adalah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Naura,,,, slamat naura” panitia menyebutkan
hasil pemlihannya
“hah?
Aku ? salah kali kak” kaget di campur penasaran
“engga
ada yang salah naura, memang kamu yang jadi ketua osis barunya, selamat ya”
“iya,
makasih kak”
Kak
chika pun memberikan ucapan selamat
padaku, dan ia pun memberikan aku
amanat agar aku bisa menjadi ketua osis yang bisa dijadikan contoh untuk siswa
yang lainnya. Dengan senang hati aku akan menjaga amanat dari kakak senior yang
paling baik bagiku,,
Aku
pulang kerumah dengan rasa senang, namun penuh kebimbangan untuk menjalankan
amanat sebagai keua osis. Bagiku tidak mudah menjadi seorang pemimpin yang baik
untuk orang banyak.
Satu
semester berlalu sudah aku menjabat sebagai ketua osis, rasa bimbang yang dulu
aku punya sekarang mulai sirna dengan berjalannya waktu.
Kedudukan,
penghormatan, semua datang padaku begitu saja setelah aku menjabat sebagai
ketua osis, aku sadari itu semua. Semua yang di dapatkan mebutakan akan Seorang
Naura yang dulu. Semua jauh berbeda setelah Nura mendapatkan semuanya.
“eh,
kamu aku ini ketua kamu, jadi dengerin apa kata aku dan semua perintah aku,
jangan sok pinter deh kamu ngasih aku saran gitu” ucap naura dengan ketus
kepada salah satu temannya
“iya
, maaf ra , aku kan Cuma ngasih saran itu aja sama kamu, aku menghargai kamu
sebagai ketua aku, “
“menghargai?
Dari mana menghargai? Itu sama aja kamu meremehkan aku”
“oke
, maaf, terserah kamu ajalah ra, capek aku kamu omelin terus”
“Bagus
lah, ya udah , aku engga butuh kamu” dengan wajah ketus dan sombong.
Nina
pun pergi mennggalkan ruangan rapat begitu saja. Nina tak percaya kalau Naura
akan menjadi sombong seperti ini. Mendengar kabar itu, kak chika sangat kecewa
karena Naura yang ia kenal bukanlah naura yang seperti ini. Rasa penasaran yang
dalam, kak chika mencari tahu kebenarannya.
Esok
harinya, kak chika mendapati naura yang sedang membentak anggotanya di halaman
sekolah.
“eh
kamu gimana sih? Kok nyusun tanaman gini aja gak bisa? Bisa kerja gak sih kamu?
“iya
maaf ra, nanti aku susun lagi dengan rapi”
“5
menit harus udah selesai ya” ucapnya memaksa
Mendengar
dan melihat hal itu secara langsung, kak chika menemui naura yang berjalan
menuju arah kantin sekolah,
“Hai
naura, apa kabar?’ Tanya kak chika dengan ramah
“hai
kak, aku baik ,, kak chika apa kabar?”
“baik
juga, ra tadi kak lihat kamu membentak teman kamu, kenapa?”
“oh
tadi itu karena dia engga beres kerjanya kak, wajar dong aku marah kak”
“tapi
bukan seperti itu caranya ra, itu namanya kamu sewenang-wenang saja, kamu ingat
waktu kamu masuk sekolah ini, apa ada kamu kakak perlakukan seperti itu?
“udah
lah kak, naura mau ke kelas dulu, sampai nanti kak” pergi meninggalkan kak
chika begitu saja
Semuasiswa
mulai membenci naura yang bertindak sewenang-wenang , guru-guru pun mulai heran
karena sikap naura yang berubah.
Naura
tidak nmemiliki teman dan di jauhi oleh teman-teman di sekolahnya. Hingga suatu
hari naura tersadar dengan ucapan kak chika di kantin, dengan pertanyaan yang
sederhana “apa kamu kakak perlakukan seperti itu?” dengan pertanyaan itu aku
menjdi sadar bahwa apa yang telah aku lakukan itu adalah salah, tak seharusnya
semua yang di dapatkan harus menjadi kebanggaan dalam diri yang menjadi sebuah
kesombongan. Akhirnya aku minta maaf kepada semua teman-teman dan guru. Saat
itulah osis SMA N 1 Yogyakarta kembali berjalan dengan baik.
ByViviean Anneesa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar